Jakarta – Saham emiten tambang timah, PT Timah Tbk (TINS) diserbu pada perdagangan 5 November 2024 kemarin. Harga saham TINS pun ditutup melonjak 11,36% ke Rp 1.520 di akhir perdagangan kemarin.
Sebanyak 178,02 juta saham TINS ditransaksikan, frekuensi 19.729 kali, dan nilai transaksi Rp 258,24 miliar.
Saham Timah diakumulasi kemarin. Broker Verdhana Sekuritas mencatatkan net buy Rp 30,2 miliar, dan Sucor Sekuritas net buy Rp 18,9 miliar.
Asing juga memborong saham Timah (TINS) dengan membukukan nilai transaksi beli saham TINS keseluruhan Rp 86,3 miliar, dan net buy Rp 65,3 miliar.
Pada perdagangan 4 November, saham Timah juga naik 7,91%. Dalam satu bulan terakhir saham TINS melonjak 27,73%.
Sementara itu, MNC Sekuritas dalam ulasannya 6 November pagi merekomendasikan TINS spec buy. Mereka menjelaskan TINS menguat 11,36% ke 1.520 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian.
“Kami perkirakan posisi TINS saat ini sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (iii),” sebut MNC Sekuritas.
Emiten BUMN, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan laba positif sebesar Rp 908,81 miliar dalam 9 bulan 2024, atau 169% dari target yang sudah ditentukan perseroan.
Sekretaris Perusahaan Timah (TINS) Abdullah Umar menjelaskan, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 8,25 triliun di 9 bulan 2024, meningkat 29% dari Rp 6,38 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
“Hal tersebut terjadi di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$ 27.017 per metrik ton di 9M 2023 menjadi US$ 31.183 per metrik ton di 9M 2024,” paparnya dalam keterangan resmi baru-baru ini.
Di sisi lain, sambungya, harga pokok pendapatan Timah (TINS) naik sebesar 4,5% dari Rp 5,79 triliun di 9M 2023 menjadi Rp 6,05 triliun di 9M 2024. Sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp 2,08 triliun atau 194% dari 9M 2023. (investor.id)
