PT PGN, Tbk Berharap Memperoleh Insentif Harga Gas Hulu, Ini Alasannya

PT Perusahaan Gas Negara Tbk

JAKARTA-PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengharapkan dukungan pemerintah untuk harga gas bumi dari hulu untuk program jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga.

 

Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto mengungkapkan, pada tahun ini program jargas ditargetkan mencapai 1 juta sambungan rumah tangga (SR). PGN meminta dukungan pemerintah agar pelaksanaan program ini didukung lewat implementasi harga gas murah dari sektor hulu.

 

“Kami harapkan bisa dibantu pemerintah dalam pembangunan jargas kami bisa mendapatkan harga hulu di US$ 4,72 per MMBTU maksimum,” kata Haryo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Selasa (31/1) seperti dikutip dari situs berita kontan.co.id

 

Haryo menambahkan, sektor industri bisa mendapatkan besaran harga gas tersebut, maka untuk program yang menyasar langsung ke masyarakat juga seharusnya mendapatkan kebijakan serupa. Dari target pembangunan jargas tahun ini yang mencapai 1 juta SR, sebanyak 400 ribu SR akan dibiayai dari investasi perusahaan.

 

Sementara itu, sebanyak 600 ribu SR lainnya bakal dilangsungkan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). “Mestinya 1 juta SR, karena porsi kami dalam melakukan investasi kemampuan perusahaan hanya 400 ribu SR,” terang Haryo.

Baca Juga:  PT Samudera Indonesia, Tbk Siapkan Belanja Modal Rp 2,29 triliun di 2023

 

Adapun, sejak diinisiasi pada 2018 silam, jumlah sambungan jargas rumah tangga yang dikelola PGN mencapai 982.360 rumah tangga.

 

Di sisi lain, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina bakal mengkonversi truk Pertamina berbahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas atau Compressed Natural Gas (CNG). Konversi akan dimulai pada Maret mendatang.

 

Haryo mengatakan konversi itu akan dimulai di Marketing Operation Region (MOR) III, IV dan V. Sementara efisiensi yang didapat dari konversi ini sebesar 54 persen atau setara Rp260 juta per unit per tahun. Sedangkan biaya investasinya Rp250 juta per unit.

 

“Walaupun biaya investasinya per unit adalah Rp250 juta, cuma para pemilik truk hanya investasi sekali, nantinya dia bisa manfaatkan selama delapan tahun,” ujarnya.

 

Bagikan

INFORMASI TERKAIT