JAKARTA-Kadin Indonesia mendeteksi hampir setengah jumlah kapal yang ada di Indonesia sudah berumur tua atau lebih dari 15 tahun sehingga perlu peremajaan.
Ketua Komite Tetap Bidang Perhubungan Laut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Nova Y. Mugijanto mengatakan saat ini, kapal yang teregistrasi di Indonesia mencapai 80.000 unit.
Dari total 80.000 kapal di seluruh Indonesia merupakan kapal ikan sekitar 20.000 hingga 30.000 dan lainnya merupakan kapal niaga yang sebagian besar sudah berusia tua.
Oleh karena itu, dibutuhkan investasi untuk bisa merevitalisasi kapal dengan jangka waktu yang lama sehingga ke depannya Indonesia memiliki armada yang lebih modern.
“Kalau kita bicara investasi ada 2, meremajakan kapal yang ada dan pelabuhannya. Untuk membeli satu unit kapal niaga baru, dibutuhkan biaya antara Rp50 miliar hingga Rp100 miliar. Kemudian untuk internasional bagaimana kita menambah pasar,” ujarnya dalam acara konferensi pers BIMP-EAGA Maritime 2023, di Jakarta, Kamis (12/1).
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Akbar Djohan mengatakan, membawa komunitas internasional dan juga regional ke Indonesia dalam event BIMP-EAGA Maritime 2023 yang berfokus ke maritim logistik dan transportasi laut diharapkan akan ada transaksi bisnis, penguatan konektivitas ekspor dan membawa nilai tambah.
“Sebenarnya ini tidak lain adalah membawa komunitas internasional juga regional ke Indonesia. Sehingga cita-cita pemerintah bisa kita realisasikan dalam waktu yang singkat,” ungkap Dirut KIP (Krakatau international Port) ini.
Untuk diketahui bahwa BIMP-EAGA Maritime 2023 merupakan acara tahunan pelabuhan peti kemas, pelayaran dan transportasi logistik dan perdagangan yang bakal berlangsung dari tanggal 21-23 Februari 2023, bertempat di JW Marriott Hotel Jakarta.
Forum BIMP-EAGA didirikan sejak 1994 oleh Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk mempercepat pembangunan sosial ekonomi di empat negara tersebut.