Jakarta – Kepercayaan global terhadap industri pertahanan dalam negeri terus terbangun. Kali ini, tujuh perusahaan industri pertahanan Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk terlibat dalam proyek pembangunan kapal selam milik Naval Group yang akan dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya.
Ketujuh perusahaan tersebut adalah dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lima perusahaan swasta. Dua perusahaan BUMN tersebut yakni PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Barata Indonesia.
Adapun lima perusahaan swasta adalah PT Teknik Tadakara Sumberkarya (TTS), PT PCM Kabel Indonesia, PT Infoglobal Teknologi Semesta (Infoglobal), PT Hariff Dipa Persada (Hariff Defense) dan PT Santoso Teknindo.
Disaksikan Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Tekindhan) Kementerian Pertahanan (Kemhan), Marsekal Pertama TNI Dedy Laksmono, penandatanganan MoU dilakukan antara Executive Vice President, Sales and Marketing Naval Group, Madam Marie Laure Bourgeois dan ketujuh perusahaan tersebut pada event Indodefence 2024, Kamis (12/6).

MoU tersebut akan menjadi dasar dalam kerja sama industri lebih lanjut dalam proyek-proyek pertahanan Naval Group, salah satunya adalah proyek kapal selam yang akan dibangun Naval Group di PT PAL Indonesia (Persero).
Kehadiran Naval Group memang menjadi salah satuu pusat perhatian pada Pameran dan Forum Indo Defence 2024 yang telah dibuka secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6).
Sebab, Naval Group telah memiliki proyek besar di galangan kapal di Indonesia yakni pembangunan dua unit kapal selam di PT PAL Indonesia (Persero). Melalui kesepakatan transfer teknologi, kapal selam Scorpene Evolved akan dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya.

Dua BUMN dan lima perusahaan swasta nasional yang menandatangani MoU tersebut akan berperan sesuai bidangnya masing-masing di dalam pengerjaan dua proyek kapal selam Scorpene yang rencananya akan mulai dikerjakan di PT PAL Indonesia (Persero) pada tahun 2025 ini.
Sebagai informasi, perusahaan Info Global nantinya akan menjadi rantai pasok pada komponen avionik, terutama pada sistem manajemen pertempuran (combat management system/CMS), perangkat lunak canggih yang dirancang untuk menyatukan sistem di kapal perang dan kapal selam.
Sedangkan PT Hariff Dipa Persada juga akan dilibatkan pada sistem defense dan PT PCM Kabel Indonesia akan berpartisipasi pada marine cable. Adapun PT Santoso Teknindo akan dilibatkan pada precision machining dan PT TTS berpartisipasi pada electrical support. Dua perusahaan BUMN yakni PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero) akan dilibatkan pada system integrator dan heavy industry.
Direktur Utama PT Teknik Tadakara Sumberkarya (TTS) Budhiarto Sulaiman mengatakan penandatanganan MoU merupakan lompatan penting bagi industri pertahanan dalam negeri untuk mendapatkan kepercayaan industri pertahanan global dalam berbagai proyek-proyek pada industri pertahanan dan keamanan.
Untuk mencapai MoU hari ini, prosesnya tidak mudah. Kami harus melewati due diligence atau uji tuntas, yakni suatu proses penyelidikan dan pemeriksaan mendalam dengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko, mengevaluasi kondisi perusahaan dan memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat dan valid.
“Ini sangat bersejarah dan kami bersyukur menjadi salah satu perusahaan nasional yang mendapatkan kepercayaan global untuk terlibat dalam proyek pembangunan kapal selam canggih,” katanya.
Budhiarto menyampaikan terima kasih kepada semua stakeholders, pemerintah baik Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Pertahanan yang sejauh ini telah banyak mendorong industri dalam negeri untuk berkembang sehingga produk-produknya bisa bersaing di pasar global.
EVP, Sales dan Marketing Naval Group, Madam Marie Laure Bourgeois, berharap industri-industri komponen kapal yang ada di Indonesia dapat terus berpartisipasi dalam pembuatan kapal selam Scorpene ini, termasuk juga ikut serta dalam project lainnya yang ada di global.
Menurut dia, Naval Group akan memasukkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia ke dalam jaringan dan sistemnya sehingga Naval Group tidak perlu lagi investasi di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan komponen kapalnya.
“Bila saya butuh electrical support maka saya tinggal klik PT TTS dan begitu juga untuk marine cable tinggal klik PCM,” ungkap Madam Marie, yang menyebut Budhiarto Sulaiman berjulukan ‘King of Switchboard’, karena telah berpengalaman selama 35 tahun di bidangnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertahanan telah melakukan penandatangan kontrak kerja sama pengadaan kapal selam (Submarines) Class 1800-2800 Tonage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia, Maret 2024.
Penandatanganan ini nantinya diwujudkan untuk pengadaan 2 (dua) unit kapal selam Scorpene, simulator untuk training, pelatihan untuk ABK, instruktur dan operator simulator, Integrated Logistic Support, serta material untuk 3 kali misi atau selama 1 tahun.
Sebelumnya, antara Naval Group dan PT PAL Indonesia telah melaksanakan Joint Operation Agreement pada tanggal 12 Desember 2023. Kesepakatan kerja sama tersebut dikukuhkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).