Ini Dia Aksi Korporasi Pamungkas Emiten Grup Bakrie

JAKARTA – Emiten Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk mengkonversi sebagian utang perseroan kepada kreditur.

 

Konversi dilakukan dengan menerbitkan saham baru melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement. “Konversi utang menjadi saham baru ini akan memperbaiki posisi keuangan. Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat,” kata Wakil Direktur Utama Bakrie & Brothers (BNBR), A Ardiansyah Bakrie, usai RUPSLB di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

 

Ardi Bakrie menegaskan, saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 13,35 miliar saham biasa seri E setara 7,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan Rp 64 per saham.

 

Pelaksanaan private placement dilakukan untuk mengkonversi utang Bakrie & Brothers kepada Eurofa Capital Investment Inc dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL). Nilai transaksi mencapai Rp 855 miliar.

 

Direktur Keuangan Bakrie & Brothers, Roy Hendrajanto M Sakti menambahkan bahwa utang perseroan kepada Eurofa senilai US$ 50 juta atau setara Rp 750 miliar. Utang tersebut akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar saham.

 

Sedangkan utang emiten berkode saham BNBR tersebut kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru senilai Rp 105 miliar atau sebanyak 1,64 miliar saham melalui skema private placement.

 

Nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang BNBR kepada SMIL sebesar Rp 465,11 miliar yang telah diselesaikan perseroan sebesar Rp 360,1 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024.

 

“Dengan disetujuinya penerbitan saham baru ini, maka utang BNBR kepada Eurofa dan SMIL akan dikonversi menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh dan seluruh utang perseroan kepada Eurofa dan SMIL menjadi lunas,” jelas Roy.

Baca Juga:  13 PTPN Bergabung, Bangun Pabrik Bio CNG dan Remajakan 60.000 Hektar Sawit Rakyat

 

Setelah aksi tersebut, menurut dia, total liabilitas BNBR akan turun sebesar Rp 855 miliar, sehingga berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, total liabilitas perseroan turun dari Rp 4,48 triliun menjadi Rp 3,62 triliun. Selain itu, ekuitas meningkat dari Rp 2,78 triliun menjadi Rp 3,64 triliun.

 

Dengan peningkatan ekuitas, rasio total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek akan meningkat dari sebelumnya sebesar 102,17% menjadi 130,28%. Adapun rasio liabilitas terhadap ekuitas bakal turun dari sebelumnya 1,61 kali menjadi 1 kali.

 

“Rasio liabilitas terhadap total aset perseroan juga akan mengalami penurunan dari sebelumnya 0,62 kali menjadi 0,5 kali,” ungkap Roy.

 

Lebih lanjut, Roy mengatakan bahwa aksi korporasi berupa private placement ini merupakan tahap akhir atau menjadi pamungkas dalam rangkaian penyelesaian proses restrukturisasi utang perseroan yang telah dijalankan sejak 2016.

 

Setelah sekian tahun proses restrukturisasi berlangsung, disusul dengan aksi korporasi kuasi reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024, BNBR telah menghapus saldo defisit senilai Rp 19,5 triliun per 31 Desember 2023, kemudian berubah menjadi positif saldo laba ditahan Rp 636,2 miliar per 30 September 2024.

 

Hingga kuartal III-2024, BNBR mencatatkan kenaikan laba bersih secara signifikan sebesar 383% menjadi Rp 649,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 134,2 miliar.

 

“Rangkaian aksi korporasi yang dilakukan selama ini telah terlihat membuahkan hasil positif. Neraca perseroan memiliki struktur liabilitas dan ekuitas yang sangat baik. Selanjutnya, BNBR akan fokus memperkuat sisi operasional di seluruh unit usaha, termasuk pengembangan bisnis baru,” pungkas Roy. (Investor.id).

 

Bagikan

INFORMASI TERKAIT