Harga CPO Rebound Seiring Kenaikan Minyak Kedelai

JAKARTA  – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) rebound pada Senin (25/11/2024). Ini mengakhiri pelemahan tiga hari beruntun seiring kenaikan harga minyak kedelai.

 

Berdasarkan data BMD pada penutupan Senin, kontrak berjangka CPO untuk Desember 2024 naik 39 Ringgit Malaysia menjadi 4.829 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Januari 2025 terkerek 53 Ringgit Malaysia menjadi 4.767 Ringgit Malaysia per ton.

 

Sementara itu, kontrak berjangka CPO Februari 2025 meningkat 57 Ringgit Malaysia menjadi 4.699 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2025 menguat 60 Ringgit Malaysia menjadi 4.607 Ringgit Malaysia per ton.

 

Sedangkan kontrak berjangka CPO April 2025 naik 56 Ringgit Malaysia menjadi 4.514 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Mei 2025 melesat 56 Ringgit Malaysia menjadi 4.429 Ringgit Malaysia per ton.

 

Dikutip dari Bernama, pedagang minyak sawit David Ng mengatakan, menguatnya harga CPO dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT). Tidak hanya itu, ekspektasi penurunan produksi dalam beberapa pekan mendatang juga mempengaruhi sentimen pasar. “Kami melihat support di 4.600 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.850 Ringgit Malaysia per ton,” kata Ng.

Baca Juga:  Analis CPI Beberkan Lima Tantangan Implementasi Energi Terbarukan di Indonesia

 

Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan, kenaikan pajak dan pungutan ekspor minyak sawit Indonesia pada Desember 2024 meningkatkan kemungkinan pemulihan harga minyak sawit berjangka Malaysia. “Namun, pasar masih skeptis terhadap penerapan mandat biodiesel B40 Indonesia, apakah akan dimulai pada 1 Januari 2025 atau akan ditunda,” katanya.

 

Anilkumar menambahkan, kinerja ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 November, yang diperkirakan oleh Intertek Testing Services, turun 5,32% menjadi 981.687 ton. Hal ini diikuti oleh estimasi AmSpec Agri Malaysia yang menunjukkan penurunan sebesar 1,38% menjadi 963.302 ton, dibandingkan estimasi ekspor mereka untuk periode 1-20 Oktober. (Investor.id).

Bagikan

INFORMASI TERKAIT